About Movies

Revenge and/or Fun??

Murder by Numbers vs Confessions

Baru-baru ini, saya menonton sebuah film tentang pembunuhan yang dilakukan dua orang siswa sekolah menengah produksi Hollywood, yang berjudul Murder by Number. Dan film ini mengingatkanku pada sebuah film yang pernah aku tonton sekitar satu tahun yang lalu (awal 2012), namun film yang aku tonton waktu itu adalah hasil produksi warga Jepang. Karena penasaran, akhirnya saya searching lagi itu judul film.

(www.dvdreleasedates.com)

Hasil searching-nya adalah film Jepang yang aku tonton waktu itu adalah Confessions (walau seingatku waktu itu judulnya lebih panjang –kalo nggak salah sie nyebutin nama sekolahnya) yang diproduksi tahun 2010. Film ini adalah hasil adaptasi dari sebuah novel hasil karya seorang ibu rumah tangga yang beralih menjadi penulis.

(www.cueafs.com)

Pada awalnya, cerita ini (berdasarkan pandangan saya) memiliki kemiripan karena sama-sama dilakukan oleh dua orang siswa yang tak disangka-sangka. Pada beberapa film yang memiliki kemiripan biasanya film-film itu hasil remake atau pun adaptasi ulang. Namun, kedua film ini beda kasusnya dengan film-film remake atau adaptasi itu, film ini hanya mirip saja.

Secara garis besar film Murder by Numbers (yang diproduksi tahun 2002) memiliki dua tokoh sentral (walau bukan tokoh utama) –dua orang siswa SMA, yang di kelasnya selalu nampak bermusuhan dan tak pernah akur, padahal di luar sekolah keduanya bekerja sama melakukan sebuah tindak kriminal. Tindakan mereka tidak secara langsung mengarah pada dua sosok bermusuhan itu karena berkat kecerdasan salah satu di antara mereka, tindakan itu jadi mengarah pada seorang suplayer mariuana yang digambarkan sebagai seorang pembunuh psikotik. Namun, tindakan mereka tidak sepenuhnya teralihkan karena ada seorang polisi yang memiliki kecurigaan yang mengarah pada kedua siswa tersebut.

Ok, enough cerita tentang Murder by Numbers-nya. Sedikit banyak berbeda dengan cerita Hollywood di atas, Confessions (dalam bahasa Jepang Kokuhaku) pun merupakan sebuah kasus pembunuhan yang dilakukan oleh dua orang siswa –dalam film ini siswa SMP, terhadap anak kecil yang merupakan anak dari guru mereka. Jika dalam Murder by Number ada usaha penutupan tindakan kejahatan, dalam kasus ini keduanya justru ingin mendapatkan sorotan publik. Siswa yang bersekongkol ini terdiri dari seorang siswa jenius yang diabaikan oleh ibunya dan siswa yang sama sekali tak populer (pada intinya mereka ingin mendapatkan perhatian). Namun, yang menjadi inti dari jalur cerita ini tidak terletak pada pembunuhan anak sang guru melainkan pada balas dendam guru itu sendiri pada kedua muridnya yang belum bisa tersentuh oleh hukum (karena keduanya masih di bawah umur).

Menariknya film Confessions adalah cara penceritaannya yang tidak biasa dan permainan psikologis dari masing-masing pemain. Sudut penceritaan tidak hanya diambil dari pandangan satu orang saja tetapi juga dari para pemain lainnya –si anak jenius, siswa pendiam, siswa perempuan dan guru. Untuk film Murder by Numbers sendiri, I can’t say much about it karena saya sendiri belum selesai menonton film ini tapi here’s the point of those movies.

  • Kedua film ini adalah film psikologis walau secara genre film keduanya berbeda (Murder by Numbers disebutkan sebagai film bergenre suspense[1] sedangkan Confessions bergenre horror[2] –walau menurutku lebih cenderung ke sadis menuju insane).
  • Kedua pasang tokoh pelaku pembunuhan itu sama-sama mencari perhatian dalam bentuk dan cara yang tak biasa, yang kalau dipikr-pikir lagi cukup menyeramkan untuk benar-benar dilakuakan (I hope there’s no one tried this).
  • Kedua pasang kriminal itu sama-sama anak sekolah walau beda tingkatan (yang barat SMA yang Jepang SMP).
  • Ada dua tokoh perempuan yang terlibat secara langsung dengan tindakan mereka. Dalam film Murder by Numbers ada seorang detektif perempuan yang mengendus perbuatan mereka dan seorang siswa perempuan yang bisa dikatakan menjadi bahan perebutan antara kedua sekongkolan ini. Sedangkan dalam Confession ada guru mereka yang ingin balas dendam pada kedua siswanya serta seorang siswa perempuan yang akhirnya jatuh cinta pada si otak jenius pembunuhan anak guru mereka.

Yaahhh..sebegitulah mungkin hal-hal yang bisa terlihat sama di antara keduanya karena saya sendiri belum selesai menonton Murder by Numbers jadi mungkin masih ada hal lainnya yang akan bertambah nantinya, termasuk hubungannya dengan number. Bagi pecinta film horror dan pembunuhan berbau detektif, kedua film ini cukup recommended. Dan kalau masih penasaran, tonton aja kedua filmnya atau baca cerita sinopsisnya[3].

Leave a comment